Antisipasi Dehidrasi menghadapi kemacetan Mudik Lebaran

Menjelang mudik kali ini, beberapa pasien saya dengan penyakit kronis misal DM, Hipertensi atau bahkan penyakit kanker atau bahkan orang tua usia lanjut melapor dan izin dulu kepada saya untuk melakukan mudik dengan perjalanan darat melalui jalur darat. Dengan perhitungan bahwa kemacetan mencapai 12 jam tentu saya akan izinkan.

Sebagai dokter penyakit dalam kalau saja memang pasien saya tersebut akan melakukan perjalanan panjang puluhan jam pasti saya tidak  izinkan untuk berangkat. Belum lagi dalam perjalanan tersebut minim makanan dan minuman begitu pula untuk buang air kecil menjadi tidak mudah karena berada ditengah kemacetan. Dehidrasi merupakan kondisi yang umum terjadi saat seseorang dalam perjalanan apalagi ditengah kemacetan. Ketersediaan air yang terbatas atau karena sulitnya buang air kecil membuat seseorang dalam perjalanan khususnya perjalanan darat menghindari untuk minum dan tentu ini akan memperberat kondisi dehidrasi yang terjadi belum lagi jika mereka berada di dalam kendaraan ber AC dan dengan sirkulasi udara yang tidak baik. Terlalu dingin atau terlalu panas akan membuat kulit kering sehingga tidak bisa mempertahankan air dari dalam tubuh sehingga kita akan mudah jatuh di dalam dehidrasi. Jadi bisa ditebak jika kita berada puluhan jam di ruang AC maka kita akan mudah jatuh kedalam kondisi dehidrasi.

Buat anak muda yang memang sehat dan kondisi fisik prima serta tidak mempunyai penyakit kronik mungkin akan kuat menghadapi kondisi macet berlama-lama. Tapi untuk orang tua dengan penyakit kronis misal sakit jantung atau sakit paru2 atau penyakit DM tentu kondisi kondisi dehidrasi ini sangat berbahaya. Dehidrasi memang ada tahap2 mulai ringan sedang dan berat. Yang menjadi masalah karena di ruang ber AC tubuh tidak berkeringat dan rasa haus juga tidak muncul. Orang- orang tua juga mempunyai kepekaan terhadap rasa haus yang rendah. Jika dehidrasi berlanjut jantung akan berdetak lebih cepat dan jika terus berlanjut seseorang yang mengalami dehidrasi tersebut mengalami sakit kepala,emosinya meningkat dan  bisa saja menyebabkan terjadinya penurunan kesadaran.

Karena tidak ada asupan yang adekuat selama kemacetan selain asupan minum yang rendah serta asupan elektrolit yang rendah tentu kondisi dehidrasi akan diperburuk dengan asupan elektrolit yang rendah. Jelas2  ini akan memperburuk kondisi kesehatan pemudik yang memang sudah ada masalah kesehatan sebelumnya. Didalam kemacetan selain faktor dehidrasi dan asupan elektrolit serta asupan kalori yang rendah stress ditengah perjalanan juga menjadi faktor yang memperburuk keadaan. Stress akan meningkatkan kecemasan dan kembali lagi akan membuat jantung berdetak lebih cepat, nafas menjadi sesak dan asam  lambung meningkat.Buat penderita darah tinggi stress akan menyebab tekanan darahnya menungkat, Kadar gula darah juga meningkat saat seseorang mengalami stress. Saya selalu mengingatkan pemudik harus juga mengantisipasi kondisi kemacetan ini, sebelumnya saya sudah selalu mengingatkan siapkan kondisi fisik tetap prima sebelum berangkat, siapkan makanan Kecil dan minuman yang cukup selama perjalanan. Tetap pertahankan minum 2 liter dalam 24 jam. Jika didalam perjalanan kita banyak keringat, jumlah air minum harus ditingkatkan. Siapkan buah-buah2an seperti jeruk, apel atau buah peer. Buah bisa jadi sumber kalori, air, serat vitamin dan mineral.

Mudik merupakan budaya panjang bangsa kita mudik menjadi ajang silahturahmi keluarga besar apalagi dengan kesibukan bekerja di kota metropolitan melalui lebaran keluarga besar bisa saling berjumpa. Kadang kita hanya bertemu dengan keluarga kita yang hanya bisa di hari lebaran. Upaya memang terus diupayakan pemerintah  untuk memperbaiki infrastruktur, jalan-jalan tol dibuat agar kita bisa menjangkau kota2 dengan cepat. Selalu ada hikmah dalam setiap kejadian, di era media sosial saat ini dimana masyarakat sudah menjadi bagian dari citizen journalist. Semua orang bisa bertukar informasi dan tidak ada informasi yang terlambat yang akan diterima oleh masyarakat. Didalam setiap peristiwa video amatir akan muncul pertama kali sebagai laporan tentang suatu peristiwa. Oleh karena itu  informasi tidak resmi bisa lebih dulu muncul dari pada informasi resmi. Disinilah kinerja aparat dilapangan bisa dinilai karena sekali lagi kita semua bisa menjadi journalist tetapi tentu untuk tujuan yang sama buat kelancaran bersama.

Salam sehat,
Ari Fahrial Syam MD,PhD, FACP
-Division of Gastroenterology, Department of Internal Medicine, Faculty of Medicine, University of Indonesia/ Cipto Mangunkusumo Hospital
-The Chairman of Indonesian Society of Digestive Endoscopy
Twitter/Instagram @dokterari

You may also like...