Antisipasi dehidrasi dan heat stroke di Tanah Suci

Tahun ini jumlah jamaah haji Indonesia berkisar   168.000 jamaah sama seperti tahun 2014 sesuai kuota yang diberikan oleh pemerintah Arab Saudi. Laporan  posko kesehatan di tanah suci mendapatkan beberapa kasus dehidrasi bahkan sampai meninggal dunia, dehidrasi   seharusnya bisa diantisipasi oleh para jamaah haji Indonesia.

Hal utama yang harus diperhatikan oleh para jamaah haji saat ini adalah suhu tanah suci yang panas. Para calon jamaah haji harus mengantisipasi cuaca ekstrim yang ada saat ini di tanah suci khususnya cuaca Madinah yang menjadi kota pertama yang akan dikunjungi oleh para jamaah pada kloter awal saat ini.

Hasil penelusuran saya melalui internet ternyata bahwa suhu  pada  saat ini pada siang hari 42 derajat celcius, pada sore hari 38 derajat celcius, malam hari 32 derajat celcius sedang pagi hari 36 derajat celsius. Kelembaban hanya 16 %. Sedang ramalan cuaca dibulan September diperkirakan suhu rata-rata terpanas mencapai 40 derajat celsius, dengan matahari terus bersinar selama 11 jam. Dibandingkan dengan suhu Jakarta saat ini yang hanya 33 derajat celsius dengan kelembaban 49 %. Jelas bahwa terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara suhu udara dan kelembaban antara rata-rata kota di Indonesia dengan di tanah suci.

Gangguan kesehatan yang paling sering terjadi dengan perbedaaan suhu dan kelembaban ini adalah terjadinya dehidrasi. Jika dehidrasi terus berlanjut disertai terpapar panas yang terus menerus maka akan berlanjut menjadi heat stroke, suatu gangguan kesehatan yang bisa berakibat kematian.

Kenali gejala awal pasien yang terkena heat stroke awal berupa keram otot, sakit kepala, rasa haus yang sangat, lelah tidak bersemangat, keringat yang berlebihan dan BAK yang berubah menjadi  keruh dan kuning. Gejala dan tanda awal ini harus dikenali oleh para jamaah dalam mengantisipasi cuaca panas saat ini di Tanah suci.

Heat stroke merupakan faktor penyebab utama orang mengalami kematian saat terpapar dengan suhu panas sekitar yang tinggi dalam waktu lama. Jamaah berusia lanjut dan mempunyai penyakit  kronik antara lain penyakit kencing manis, gangguan jantung dan paru merupakan kelompok berisiko untuk mengalami heat strokeHeat stroke merupakan kegagalan tubuh untuk melakukan pendinginan baik dengan cara berkeringat atau penguapan dari kulit akibat suhu panas sekitar. Kondisi heat stroke akan menyebabkan suhu tubuh naik sampai diatas 40 derajat celsius disertai terjadinya penurunan kesadaran. Kondisi buruk ini harus diantisipasi bagi para jamaah saat mulai berada di pesawat dan saat sampai di tanah suci. Terus minum untuk mencegah terjadinya dehidrasi dan heat stroke ini.

Anjuran minum yang cukup harus dilaksanakan oleh  para jamaah agar tidak jatuh kedalam dehidrasi atau  kekurangan cairan yang akan memperburuk kesehatan akibat udara panas ekstrim tersebut. Selama di Mesjid diusahakan untuk tetap minum, tempat-tempat penampungan minum yang berisi air zam-zam  selalu tersedia didalam dan di seputar Masjid Nabawi. Hindari minuman yang mengandung kafein seperti kopi  karena dengan mengkonsumsi minuman tersebut akan memperberat dehidrasi. Jika buang air kecil kita menjadi lebih keruh dan berwarna kuning pekat  hal ini merupakan tanda  bahwa kita harus meningkatkan untuk mengonsumsi air.

Kepada para jamaah haji juga dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan rutin dan segera berhubungan dengan petugas kesehatan yang berada di kelompok penerbangan atau kloter apabila timbul masalah dengan kesehatan. Hal ini penting agar gangguan kesehatan yang terjadi  dapat segera diatasi dan tidak berlarut. Sesama jamaah diminta untuk selalu mengingatkan apabila ada anggota kelompoknya yang sakit untuk menghubungi petugas kesehatan yang memang seharusnya ada di kloter tersebut dan siap untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi jamaah haji.

Dengan memperhatikan dan mengantisipasi adanya udara panas mudah-mudahan para jamaah khususnya roombongan kloter pertama yang langsung menuju kota Madinah dapat tetap melaksanakan Sholat Arbain dengan baik dan sekali lagi perlu diingat tujuan dari rangkaian perjalanan haji itu sendiri adalah puncak Ibadah Haji melaksanakan rukun dan wajib haji di Kota Mekah termasuk wukuf di Arafah. Oleh karena itu para jamaah harus tetap menjaga kesehatan sampai puncak ibadah haji di Padang Arafah dan tentunya untuk persiapan kembali ketanah air

Beberapa hal yang harus diperhatikan agar terhindar dari dehidrasi:

  1. Selama di Arab Saudi, minum banyak 3-4 liter untuk cegah dehidrasi, lihat  warna urin untuk melihat apakah telah terjadi dehidrasi. Jika warna urin kuning tingkatkan jumlah minum yang dikonsumsi.
  2. Hindari mengonsumsi kopi atau minuman lain yang mengandung kafein.
  3. Hindari aktifitas yang tidak berhubungan dengan rangkaian ibadah terutama di udara terbuka karena cuaca panas. Karena cuaca ekstrim akan membuat seseorang akan lebih mudah mengalami kelelahan.
  4. Hindari paparan langsung dari panas dengan menggunakan topi,payung, dan gunakan sunscreen saat berada diluar ruangan.
  5. Tetap makan dan memperhatikan kualitas makanan yang dikonsumsi.  Jangan menunda untuk menkonsumsi jatah makanan yang baru dibagikan.
  6. Banyak konsumsi sayur-sayuran dan buah yang banyak mengandung air.
  7. Para jemaah menjaga agar bisa  istirahat saat  sampai di penginapan.
  8. Segera konsultasi ke petugas kesehatan di kloter jika mempunyai permasalahan kesehatan terutama jika terjadi diare atau muah muntah atau demam yang akan memperburuk terjadinya dehidrasi.

Salam sehat,

Dr.H.Ari Fahrial Syam (mantan Tenaga Kesehatan Haji Daerah dan Tenaga Kesehatan Haji Khusus-ONH plus).

Twitter @dokterari

You may also like...